Aku ingat terakhir kali datang ke masjid Agung An Nur adalah waktu hari raya tahun 2019, waktu sebelum covid menyerang.
Baru tadi malam akhirnya aku memberanikan diri untuk datang lagi ke masjid paling besar di provinsi ini. Saking lupanya aku sama denah masjid ini, letak toiletnya pun bisa sampai terlupa. Padahal ada di lantai paling atas.
Toilet di lantai atas ini bersih dengan 2 tandas dan beberapa kran, hanya saja sayangnya pintunya tidak dapat menutup dengan sempurna. Lain lagi dengan toilet yang di lantai bawah, pintunya tak ada satupun yang bisa ditutup alias tanggal semua.
Setelah aku mengamati toiletnya, kuamati lagi telekung yang tergantung, ada berbagai macam warna mulai dari coklat hingga ada juga yang bercorak bunga bunga. Alhamdulillah telekung yang disediakan disini dalam keadaan bersih dan layak untuk dibawa sholat.
Mungkin setelah safari masjid ini, aku memutuskan untuk membawa mukena sendiri dari rumah, agar tidak mengganggu jamaah lainnya.
Aku datang sekitar jam setengah empat sore, setelah sholat ashar berlangsung, efek dari kelamaan berkeliling mencari toilet yang nun jauh disana, ternyata ada di lantai atas, memang kesalahan diri ini. Setelah sholat ashar aku tetap berada di masjid hingga berbuka puasa lanjut dengan sholat maghrib hingga tarawih pun aku tetap di masjid ini.
Kali ini aku akan menjelaskan cara dapetin makanan berbuka di masjid an nur. Pertama, harus punya kupon. Kupon akan dibagikan sebelum bedug dan makanan akan dibagikan setelah sholat maghrib. Jika tak punya kupon, maka tunggulah hingga jam 7 ketika panitia mengatakan boleh dibagikan kepada siapa saja yang berada di masjid. Untuk mempermudah petugas masjid, maka para penerima makanan harus memakannya ditempat yang telah ditentukan, ada satu aula besar dibawah. Disanalah aku dan para penerima lainnya makan.
Nah, ada dua kotak yang akan tersedia di meja panitia, satu yang kotaknya sterofoam isinya adalah ayam geprek, yang satunya lagi nasi kotak isinya adalah ikan lele (yang aku dapat).
Menurutku, dengan diterapkannya makan di satu tempat itu akan memudahkan para panitia untuk membersihkan serta mengutip sampah. Ketika selesai makan dan akan meninggalkan ruangan telah tersedia plastik besar untuk tempat membuang sampah.
Setelah perut terisi dengan ayan geprek dan sambal tomatnya, kulihat lagi keadaan sekitar masjid ini, benar benar terasa perubahannya, semua lantai di keramik, ada juga ala ala payung di mekkah itu.
Untuk sholat tarawih, Masjid Agung An-Nur ini melakukan sholat dengan 23 rakaat. Dan aku hanya sanggup 8 rakaat sahaja. Takut terlalu malam aku sampai di rumah.
Kalau untuk tingkat kedinginan AC? Jangan ragukan lagi, mampu menyejukkan hati dan diri ditengah panasnya Pekanbaru ini.
Pekanbaru, 13 Maret 2024